Minggu, 16 Mei 2010

Menela'ah Nurani tuk keikhlasan

Pentingnya keikhlasan sebagai karakter orang yang tulus. Ia harus hidup sesuai dengan ajaran moral, untuk menggapai keikhlasan. Hingga titik tersebut, ia harus berpaling kepada Sang Pencipta dengan hati yang murni dan ia harus berjuang hanya untuk mendapatkan keridhaan - Nya. Ia harus sangat berhati-hati melawan segala jenis pengaruh negatif yang dapat merusak kemurniannya. Terutama lingkungan pergaulan yang juga terkadang berusaha dan mencari berbagai cara untuk menyesatkan pemikiran dan niat keikhlasan itu

Setiap orang harus selalu waspada bahwa ia dapat merusak keikhlasan nya dengan perbuatan-perbuatan yang dilakukan di luar kebiasaan atau bentuk-bentuk tingkah laku yang didapat dari komunitas di sekitarnya. Karena itulah, secara berkala, ia harus memeriksa niatnya dan membisikkan setiap kata, melakukan setiap tindakan murni hanya untuk - Nya. Ia juga tidak boleh melupakan bahwa tingkatan moralitas ini tidak sulit untuk dijalankan, tetapi sebaliknya.

Kesucian, kejujuran, dan berpaling kepada - Nya dalam sikap yang bersih dan murni, adalah sifat-sifat yang bisa didapat tanpa usaha yang besar. Tuhan kita yang telah memfasilitasi setiap langkah, bahkan telah membantu kita dengan para nabi-Nya dan mukmin yang saleh. Ia telah menunjukkan cara untuk mendapatkan keikhlasan di dalam ayat-ayat-Nya.

Wahai sahabatku tahukah kalian-bahwa di dunia ini keikhlasan adalah prinsip yang paling penting dalam perbuatan-perbuatan yang berkaitan khususnya dengan hari akhir; ia merupakan kekuatan terbesar, perantara yang paling bisa diterima, dukungan yang paling kokoh, cara yang paling dekat menuju kesungguhan, dan yang paling diterima. Ia adalah alat yang paling menakjubkan untuk meraih tujuan, ia kualitas tertinggi dalam pergaulan dan ibadah yang paling murni.

Keikhlasan adalah salah satu karakter terpenting yang harus dimiliki seseorang. Seseorang harus mencapai keikhlasan untuk mendapatkan kebaikan dengan kebutuhannya.

"Karena di dalam keikhlasan terdapat banyak kekuatan dan cahaya... ini tentu saja memaksa siapa pun untuk bekerja dengan segenap kekuatan untuk mencapai keikhlasan. Kita perlu menanamkan keikhlasan di dalam diri kita. Jika tidak, apa yang kita capai selama ini dalam amal yang tersembunyi akan hilang sebagian dan tak akan kokoh serta cenderung lupa akan rasa syukur atas Nikmat dan keberhasilan yang di berikan-Nya"

Di dalam kehidupan sepatutnya kita tau bagaimana seseorang mencapai keimanan dan keikhlasan yang tak ternoda. Ditambah lagi, setiap manusia telah diciptakan dengan kemampuan untuk mengerti dan merasakan keikhlasan dan kemurnian. Karena itulah, untuk mencapai dan meningkatkan keikhlasan seseorang, sebenarnya sederhana. Bahkan jika seseorang benar-benar bodoh, ia dapat meraih keikhlasan dengan bersandar pada hati nuraninya. Ia dapat memahami mana yang ikhlas dan mana yang tidak. Ia dapat membebaskan dirinya dari segala tingkah laku yang menghalangi keikhlasan setelah berpaling kepada Allah dengan tulus hati. Karena itulah, seseorang harus menyadari bahwa hatinya adalah petunjuk dari Tuhan. Ia tidak boleh membodohi dirinya dengan alasan-alasan seperti, "Saya tidak tahu cara mana yang tulus," "Saya tidak mengira bahwa sikap ini akan mengurangi keikhlasan," "Saya kira saya orang yang ikhlas dan tulus," dan sebagainya. Ia harus selalu ingat bahwa alasan-alasan tersebut tidaklah tulus, hanya dicari-cari untuk menenangkan hatinya. Jadi, mudah bagi seseorang yang menerima dengan hatinya untuk menggapai keikhlasan dan menjaganya hingga hari pembalasan.

Mari kita mencari cara mendapatkan keikhlasan sebagaimana yang kita inginkankan dan juga yang telah bersemayam di dalam hati nurani kita. Kita akan mengambil contohnya dalam kehidupan sehari-hari. Setelah itu, kita akan menilai sikap atau perbuatan apa yang menghalangi keikhlasan kita selama ini. Kita akan melihat betapa sederhana cara mencapainya.

Keikhlasan yang Menguntungkan

Untuk mendapatkan keikhlasan sejati, seseorang pertama-tama harus memahami mengapa keikhlasan itu penting. Ia harus memiliki keinginan untuk mendapatkan tingkat keikhlasan tersebut. Hal ini karena siapa pun yang gagal memahami keikhlasan, ia dapat selanjutnya mencari kekuatan dan kekuasaan dengan hal-hal yang bersifat keduniawian. Ia akan mengejar dunia untuk mendapatkan martabat sosial. Orang seperti itu mencari ketenaran, reputasi, kemuliaan, kekayaan, kecantikan, ijazah pendidikan, dan kehormatan lainnya. Akan tetapi, tak ada satu pun hal di atas yang dapat memberikan kekuatan dan kekuasaan yang sesungguhnya, tidak di dunia ini ataupun di hari akhir. Demikianlah,bahwa kekuatan di dunia dan di akhirat itu hanya didapatkan melalui keikhlasan,Engkau harus tahu bahwa semua kekuatanmu ada dalam keikhlasan dan kebenaran. Ya, kekuatan ada di dalam kebenaran dan keikhlasan. Bahkan, bagi mereka yang salah mendapatkan kekuatan dari keikhlasan dalam kesalahan mereka.siapa pun yang melupakan prinsip ini dan mengejar materi-materi yang disebutkan di atas, ia tidak murni mencari keridhaan - Nya.

Dalam lingkungan pekerjaan untuk mencari keridhaan-Nya. Jika pekerjaan itu tampaknya memberikan manfaat, tidaklah penting siapa yang ikut serta di dalamnya. Bahkan, jika ia tampaknya tidak memperoleh pengakuan dari orang lain dan tetap tidak dikenal, ia tetap harus mengerjakan kesempatan tersebut dengan antusias untuk mendapatkan keridhaan Nya. Inilah yang dimaksud dengan ikhlas.

Seseorang yang selalu melakukan sesuatu dengan ikhlas, tidak hanya akan sukses dan menikmati kedamaian pikiran di dunia ini, tetapi juga mendapatkan balasan di hari akhir. Hal ini karena orang yang demikian tidak bergantung pada harta duniawi, kekuasaan, kepemilikan kekayaan, dan kehormatan sosial, tetapi hanya bergantung pada -Nya, keimanan, hati nurani, dan keikhlasannya.

Untuk mendapatkan keikhlasan, yang pertama dan paling utama, seseorang harus memastikan bahwa ia peka terhadap hati nuraninya, Ia terus menjaga perbuatannya,dan suatu hari ia akan mengingat-ingat dan memperhitungkan perbuatan itu. Ia harus berusaha untuk memahami dengan jelas bahwa kematian mungkin datang padanya dalam hitungan waktu. Jika ia berhasil membuat hal-hal penting merasuk ke dalam hatinya, ketumpulan hati nuraninya akan digantikan dengan kepekaan yang penuh kehati-hatian. Hal ini karena kepekaan bisa saja membuatnya berlaku ikhlas dengan mendengarkan suara hati nuraninya, bagaimanapun kondisinya.

Memahami bahwa Kehidupan Dunia Ini Adalah Sementara

Di seluruh dunia, setiap manusia tanpa terkecuali, membicarakan atau paling tidak memikirkan satu tema pada satu titik dalam kehidupan mereka: berumur panjang dan menghindari kematian sebisa mungkin. Hingga saat ini, para ilmuwan telah melakukan usaha-usaha yang serius selama berabad-abad dan telah berusaha menemukan formula-formula untuk membuat manusia hidup lebih lama. Bagaimanapun juga, hingga saat ini, tak ada kemajuan apa pun yang dicapai,setiap manusia diciptakan tidak abadi (akan mati). Sebuah kenyataan yang setiap kita pasti akan hadapi pada waktu yang telah ditentukan.

Tanpa mengabaikan kenyataan bahwa manusia enggan memikirkan atau menerima realitas kematian, kenyataan bahwa manusia akan mati adalah sebuah kebenaran mutlak. Dalam hal apa pun, kehidupan dunia ini sangatlah singkat dan sementara sifatnya. Setiap orang diturunkan ke dunia ini untuk diuji dalam rentang waktu berkisar antara tujuh belas sampai tujuh puluh tahun. Karena itulah, akan menjadi sebuah kesalahan yang besar bagi seseorang untuk mendasarkan rencana hidupnya hanya untuk dunia, untuk menerima persinggahan yang sebentar ini sebagai kehidupan sejatinya, dan untuk melupakan akhirat di mana ia akan hidup selamanya.

Ada lima macam ikhlas

1. Ikhlas seseorang meraih kebahagian duniawi, ketika ia sedang berdoapun dia ia berharap/meminta duniawi semata. walaupun ini ikhlas tingkat yang paling rendah tapi tidak mengapa dia hanya meminta kepada allah asalkan jangan ke Jin atau setan.

2. Ikhlasnya seorang pedagang.

ia berusaha ikhlas namun dengan menghitung hitung pahala terlebih dahulu. jika ia mengerjakan amal banyak dia maka akan mendapatkan pahala banyak. pasti ia sangat semangat mengerjakan amalnya karna berharap amalnya akan menghapus dosanya/ menguntungkan duniawianya.

3. Ikhlas seorang sahaya.

ia takut sekali dengan ancaman allah, sehingga dia berusaha ikhlas dan patuh sekali dalam berbuat, hanya demi allah dia berbuat agar allah tidak murka pada dia

4. Ikhlasnya orang yang berharap surga.

ia berharap balasan dari allah, sehinggah amal yang dikerjakan betul- betul di peruntukkan bekal di kehidupan mendatang, agar ia masuk surga

5. Ikhlas yang tiingkat paling tinggih.

ia pasrah dengan ketentuan allah, ia melakukan amal ibadah dan kelakuan baik agar dapat ridho allah dan berharap cinta allah, ia berharap akan berjumpah allah kelak, itu terserah allah, ia tak peduli akan balasan allah cukup baginya cinta dan perusaan dengan allah nanti.

Wan sendiri sering kali merasa merusak keikhlasan wan dalam pergaulan sebagai contoh”pergaulan wan dengan seseorang yg sudah teramat dekat,pd sewaktu-waktu dia membutuhkan pertolongan/waktu luang wan,wan berangkat menuju tempatnya dgn hati ikhlas tanpa niat yg lain,tp dgn lingkungan yg cenderung mencibir waktu yg wan berikan untuknya ,tersirat kata dan prasangka dari mereka“BETAPA BODOHNYA WAN YG TERMANFA’ATKAN”….hmmm…dalam hati wan hanya bisa berharap sadarlah mereka yg berprasangka demikian,andai mereka mendengar dan katakanlah satu niat dgn nurani wan pasti mereka faham kalau wan menghargai persahabat itu,dan tdk pernah mau berfikir kalau wan ini telah di manfa’atkan,karena bukankah kita lahir ke dunia ini untuk menjadi manusia yg bermanfa’at bagi manusia lain dan lingkungan yang telah diciptakan-Nya ini,manusia yang berguna,manusia yg faham dengan lingkungan sosial,dan manusia yg bermartabat……

Sudahlah… mereka,kita memang harus banyak belajar untuk ikhlas..

Nah mana yang paling sahabat harapkan dapat terwujud keikhlasannya?…..Eh nanya lg…kayak wan udah sempurna aja ikhlasnya xixixixixixix….ga apalah mengajak berbuat baik itu penting hehehe,buat teman dan sahabat yang sempat mampir ke sini ni…kasih masukan ke wan ya….wan juga masih terus berusaha belajar dan belajar tanpa lelah,baik itu belajar tentang wawasan ataupun tentang ke ikhlasan dan untuk para ulama,guru dsb, yg lebih memahami arti ke ikhlasan,jika wan salah dalam penafsiran,wan minta ma’af dan minta bimbingannya…

Tidak ada komentar: